Batang Hari, Jambi - Beberapa warga Desa Koto Boyo Kecamatan Batin XXIV Kabupaten Batanghari mengeluh dengan pemasangan Pamsimas, Selasa (28/06/2022).
Pasalnya, ada beberapa warga yang mengaku membayar biaya pemasangan yang menurutnya cukup besar dan ada pula beberapa masyarakat yang diberikan gratis.
Salah satu warga Desa Koto Boyo berinisial DY mengatakan, biaya pemasangan pamsimas sebesar lima ratus ribu rupiah itu dianggap sangat berat. Ia mengaku terpaksa memasang Pamsimas kerena air sumur miliknya berwarna hitam dan tidak layak pakai, sehingga tidak ada pilihan lain selain memasang Pamsimas.
“Saya terpaksa gunakan pamsimas, karena disini air sumur kami sudah tidak layak dipakai lagi, airnya berwarna hitam, dari situlah kami bergabung ke pamsimas yang ada di desa ini, ” ujarnya.
Baca juga:
Birokrasi di Era 4.0 Tantang ASN Berkualitas
|
Ia menjelaskan, ketika pemasangan dirinya dibebankan biaya, namun setelah ada demo dari warga, akhirnya ada yang gratis.
“Waktu itu kami bayar lima ratus ribu rupiah, sebelum adanya demo di desa ini, dan sekarang ada beberapa yang pasang pamsimas gratis, katanya itu bantuan dari perusahaan yang ada disini sesuai permintaan warga yang mendemo perusahaan batubara pada 15 meret lalu , ” ujarnya.
Ia menambahkan, ketika pembayaran uang itu, Sekdes Desa Kotoboyo tidak memberi kwitansi bukti pembayaran apapun.
Ditempat lain, salah satu warga yang juga tidak mau disebut namanya membenarkan, dirinya menggunakan pamsimas yang saat ini secara gratis.
“Iya, kalau kami gratis, kami dapat meteran air sama satu buah pipa penyambung, selebihnya kami lah yang menanggungnya seperti menambahkan pipa lagi dan akan membayaran air sesuai yang digunakan, ” ujarnya.
Melihat ada yang berbayar dan ada yang gratis tak heran beberapa warga lain pun ikut mengomentari atas hal ini dan bertanya sejauh mana janji perusahaan yang telah terealisasi atas demo yang telah dilakukan masyarakat.
“Setalah demo, perusahaan berjanji akan bertanggung jawab meningkatkan Pamsimas dan mencari sumber air bersih dan menyalurkan air gratis ke rumah-rumah warga yang tercemar dan menjelang pemasangan pipa pamsimas selesai, pihak perusahaan harus menyiapkan dua unit truk tangki untuk menyalurkan air bersih ke rumah-rumah warga, " kata masyarakat setempat.
"Tetapi kenyataannya kami tidak dapat air dari mobil tank tersebut dan mana mungkin perusahaan memberikan bantuan hanya sedikit kepada masyarakat yang terdampak. Masa iya masyarkat hanya mendapatkan satu pipa dan meteran gratis, bagi saya itu bukan gratis kalau tetap harus bayar air per kubik dan penambahan pipa kita sendiri yang tanggung, namanya sudah disepakati penyaluran air bersih gratis seharusnya sampai ke rumah harus gratis, jangan separuh-separuh, " tambah emak-emak tersebut.
Mereka menyebut sampai sekarang tidak tahu persis dalam bentuk apa yang diberikan oleh perusahaan terhadap warga karena tidak ada keterbukaan desa atas hal ini.
"Anehnya, perusahaan menyebut mau mencari sumber air bersih baru, tetapi malah digabungkan ke Pamsimas yang sudah ada sebelumnya, tidak sesuai dengan janji yang telah disepakati, " tambahnya.
Menanggapi komentar masyarakat, Sekretaris Desa Koto Boyo Varum di ruang kerjanya membenarkan bahwa untuk masyarakat yang memakai pamsimas saat itu dikenakan biaya lima ratus ribu rupiah.
“Iya benar, dulu waktu pertama dibentuk KKM pamsimas ini berjumlah 40 orang dikenakan biaya pemasangan sebesar tiga ratus ribu rupiah, namun saat ada penambahan pemakai harga pipa juga naik, jadi kami bebankan lima ratus ribu rupiah untuk biaya kenaikan bahan dan upah pemasangan, ” ujarnya.
Menurutnya, pemasangan pamsimas itu membutuhkan biaya upah pemasang yang memang sudah ahli dibidangnya, karena kalau salah maka ada rembesan pada sambungan pipa, sehingga biaya tersebut dibebankan kepada pemakai baru.
"Dan memang benar, hasil rapat beberapa waktu lalu setelah demo pihak perusahaan berjanji akan berikan air bersih menggunakan mobil tank untuk masyarakat, tetapi saat pelaksanaannya tank mobil siram yang digunakan cukup kotor, sehingga air bersih yang dimasukkan ke dalam tank tersebut ikut kotor dan masyarakat tidak mau menerima air tersebut, sehingga sekarang kami hanya fokus untuk menyalurkan air bersih melalui Pamsimas, " ujarnya.
Ia mengatakan untuk saat ini fokus kepada perencanaan air sampai ke depan rumah warga, dan belum melakukan pengkajian terhadap biaya yang akan dikenakan pemakai dan lain sebagainya.
“Untuk saat ini desa diberikan bantuan berupa pipanisasi untuk masyarakat, terkait jumlahnya berapa itu akan direkap setelah selesai pekerjaan, ” imbuhnya.
Varum menjelaskan pemberian perusahaan masih ditanggung oleh satu orang yang kemudian akan dibagi-bagi ke perusahaan yang lainnya.
"Ada satu orang yang menalangi terlebih dahulu untuk pembelian pipa dan meteran ini, untuk nominalnya nanti kita akan catat dan berikan kepadanya, setalah itu ia akan bagi-bagi ke perusahaan lainnya, " ucapnya.
Artinya, saat ini berapapun biaya kebutuhan pipanisasi ini akan ditanggung oleh semua perusahaan sebanyak yang dibutuhkan masyarakat.
(Red)